Kebebasan Yang Kebablasan



Pernahkah kita berpikir bahwa untuk merubah suatu hal yg buruk diperlukan suatu tindakan yg terkadang ekstrim, keras dan disertai keyakinan yg kuat bahwa perubahan ini nantinya akan membawa hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Tetapi terkadang, setelah bersusah payah kita melakukan suatu perubahan, bahkan tidak jarang disertai dengan chaos, setelah menemukan suatu tatanan baru, kita justru kebablasan berpikir dan bertindak dan akhirnya merusak tatanan yg sudah bersusah payah kita bangun dan bahkan mengorbankan banyak hal. Itulah yg saya lihat belakangan ini terjadi, setelah bertahun bertahun kita merasa kebebasan kita terbelenggu, saat kebebasan itu datang, kita malah terkadang kebablasan. 

Kebablasan berbicara dan menulis apa saja dengan alasan kebebasan, terkadang berbicara dan menulis tanpa beretika, menghujat, menghasut dan bahkan menghina, sekali lagi, semua dengan alasan kebebasan. Kebebasan seolah menjadi euforia kemerdekaan yang sudah kebablasan. Kebebasan menjadi kebablasan seperti ini berarti sama saja tidak menghargai usaha yg telah dilakukan dulu, yang sudah mengorbankan banyak hal. Memang ini merupakan salah satu tantangan yg harus dilewati untuk menciptakan suatu perubahan yg lebih baik lagi, ekses - ekses seperti ini cepat atau lambat akan muncul, tetapi diperlukan juga kesigapan untuk segera menyelesaikan konflik yang ditimbulkan.

Sebagai contoh, ketika kita membaca media sosial, dan melihat tayangan di youtube akhir akhir ini, banyak sekali aturan aturan sebuah tulisan ataupun tayangan yang dilanggar, banyak judul suatu artikel yang terkadang tidak menggambarkan isinya sama sekali, demikian juga dengan video yang judulnya jauh berbeda dari isinya, tulisan dan tayangan yang tidak layak merajalela di media social. Entah apa maksudnya, tetapi ini jelas jelas sudah melanggar aturan yang ada. Tidak semua generasi bisa memfilter itu. Bahkan ada pula trend baru, judul dan gambar awal tidak sama dengan isinya. Tidak sedikit pembaca, yang hanya membaca judulnya saja, langsung tersulut emosinya, memberikan komentar negatif dan bahkan kemudian menyebarkan di akun mereka dengan menambah status yg isinya lagi lagi tidak layak untuk dibaca. Jika tidak segera ditindak, hal ini sangat membahayakan buat generasi kita. Ini adalah contoh contoh yang harus segera ditindak dan tidak bisa disepelekan.
Itulah sedikit gambaran, bagaimana kebebasan yang disalahartikan, sekali lagi, kebebasan yang kebablasan. Kebablasan dalam menulis, berbicara dan berorasi. Kebebasan yg sudah diperjuangkan hendaknya digunakan sebaik2nya dengan cara cara yang benar, mungkin perlu edukasi di setiap sekolah sekolah, kampus kampus terutama untuk generasi muda yang sudah aktif di media sosial. Edukasi mengenai cara - cara, etika - etika untuk menulis, mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang benar di media sosial sehingga tulisan itu layak untuk dibaca oleh umum. Memang sudah ada undang undang ITE yang mengatur, tetapi bagaimana menangkap itu semua, saya kira juga akan kewalahan. Terlebih di musim kampanye, banyak tulisan yang akhir akhir ini berbau SARA dan bisa memecah belah bangsa, saling hujat pada kolom komentar yg bisa dibaca bahkan oleh anak2 yang belum mengerti masalah sesungguhnya.
Entah bagaimana caranya, tetapi kemajuan teknologi sudah menghapus batas batas kaidah suatu informasi yang ditulis dan disebarkan sehingga perlu ada suatu sistem pendidikan yang memberikan edukasi itu, memberikan edukasi mengenai cara - cara berkomunikasi yang baik, yang sesuai aturan di depan umum maupun di media.
Hal ini berpengaruh terhadap citra generasi kita. Apa yang masyarakat dunia lihat mengenai intelektualitas generasi kita, terkadang bisa tercermin dari tulisan tulisan yang muncul di media, walaupun di media sosial sekalipun, bisa dilihat dari cara - cara kita berdebat dan berorasi di depan umum.
Semoga kebebasan walau sedikit kebablasan ini, bisa menjadi hikmah, berintrospeksi dan melakukan perubahan sehingga menjadi lebih baik. Berikan edukasi kepada generasi kita mengenai fungsi sesungguhnya dari suatu media sosial, edukasi mengenai etika - etika berkomunikasi yang benar. Mari menjadi netizen yang baik dan cerdas.

Comments

Popular posts from this blog

GREAT INVESTORS DOESN'T MISS THE OPPORTUNITIES

Seberapa tahan, bukan seberapa cepat (4 years insight in the stock market)

SVB EXPLAIN