BUKALAPAK Apa Kabar?
Bukalapak, Apa kabar?
Mumpung Bursa lagi tutup, bahas BUKA yuk.
Resmi melantai sejak 6 agustus, IPO Bukalapak masih menyisakan kehebohan. Unicorn pertama yang melantai dengan raihan jumbo 21 Triliun. Heboh, ditambah euforia digital yg masih melanda bursa. Nah, sampai saat ini bagaimana kondisinya?
Dari sisi aset, pada laporan Q3 tahun 2021 terlihat kenaikan yg drastis. Aset Buka naik 864%!. Kalau dibedah, kenaikan yg signifikan tentu pada Kas dan setara kas. Naiknya 1.492%!. Dari 1,4 Triliun, menjadi 23,6 Triliun. Tentu ini berasal dari dana IPO yang diparkir di bank. Kalau dibedah lagi rinciannya begini :
Dana cash yg parkir di rekening Bank : 9.5 Triliun
Deposito : 14 Triliun
Bunganya untuk deposito berjangka rupiah berkisar 1.5% sd 6%. Katakanlah rata kita ambil 4%, maka dari bunga saja Buka sudah menghasilkan 560 milyar per tahun. Ngga perlu ngapa2in lah uda profit segitu, misalnya. Tapi itu kalau 4% yaaa. Tapi biasanya makin besar taruh dananya, makin punya posisi tawar, punya power lah untuk nawar bunga. Ini mesti nanya orang banking.
Dari aset yang lain, tidak ada penambahan signifikan sih, ya ada penambahan di reksadana pasar uang.
Dari sisi Liabilities, BUKA tidak punya hutang berbunga, ini seharusnya baik.
Hasil IPO, tentu mempengaruhi posisi ekuitas. Seperti kenaikan aset lancar, ekuitas buka juga meningkat sebesar 1.389 %, kenaikan tentu dari penambahan modal hasil IPO, kalau dari laba ditahan ngga ada, yang ada akumulasi defisit yang mencapai 8 triliun.
Nah, ini yang seru, dari sisi Profit and Loss. Revenue BUKA naik 42%, tapi beban penjualan dan pemasaran buka ini 97,6% dari omsetnya. Jadi omset naik, tentu komponen ini juga naik dong yaa. Dengan kenaikan revenue 42%, beban penjualan juga naik 20% dibanding tahun lalu di periode yang sama. Kalau model bisnis begini, sepertinya sulit mengharapkan profit ya. Harus nekan biaya ini. Ini belum biaya admin dll lo. Nah, beban umum dan admin buka ini juga tinggi, 76% dari revenue. Turun sih 11% dari periode sebelumya, tapi ya tetap saja porsinya besar. Kalau di analogikan begini kali ya, kalau jualan misalnya :
Omset 1.000.000
Biaya Penjualannya 976.000 (97%)
Biaya umum dan Adminnya 760.000 (76%)
Tekornya : -736.000 gross 😅 (-73%)
Dengan revenue 1,3 Triliun sampai dengan Q3 2021, Rugi Bukalapak mencapai 1,1 Triliun setara dengan 83% dari revenue. Angka ini turun sih dari tahun lalu 23%, tapi dengan model bisnis yang belum berubah, dengan komponen biaya penjualan yang sebegitu besar, rasanya kenaikan revenue yang tinggi pun akan sulit menghasilkan profit buat Buka. Jadi ternyata, bunga deposito ngga bisa nutupin rugi Buka 😅. Terlihat juga dari sisi cashflow, walaupun penerimaan revenue bisa dikatakan full, tetapi beban operasional sudah 2 kali lipatnya sehingga net operating cash flow buka minus 1,1 triliun. Kalau sudah begini mungkin bo cuan isitilahnya.
Sudah rugi, tertimpa tangga. Sudah rugi secara bisnis, kalah pula secara cash flow. Rasanya berat banget. Tapi ini new economy katanya, jujur masih belum paham kemana endingnya.
Menarik untuk melihat kinerja bukalapak tahun 2022 nanti, bagaimana bukalapak akan menggunakan dana IPO untuk meningkatkan kinerja ditengah persaingan e commerce. Jadi dana jangan nangkring lagi di deposito. Seharusnya bisa menghasilkan sesuatu untuk bertumbuh. Seharusnya Bukalapak ini diuntungkan karena sudah IPO lebih dulu, sudah mendapatkan dana yang besar lebih dulu untuk bergerak mencuri start, mengeksekusi langkah dengan lebih dulu. Seharusnya bisa nyalip di tikungan, kalau sudah punya road map yang jelas ya. Berita terakhir malah akan mengubah tujuan penggunaan dana IPO, bahkan sang CEO yang juga berjasa dengan IPO bukalapak mengundurkan diri. Seharusnya bukalapak ini tahun depan sudah tancap gas, sebelum nanti GoTo menyusul yang rencana IPO tahun depan. Wah bakal heboh lagi, bakal seruuu. Menarik untuk dipantau.
Harga saham BUKA sudah terkoreksi hampir 50% dari harga IPO, kasihan investor retail yg memburu saham ini sejak IPO, semoga tahun depan bisa membaik. Paling tidak, BUKA ini sudah memberikan warna yang berbeda di tengah bursa Indonesia. Sudah ada unicorn, asli indonesia, walaupun ada investor asingnya 😁 yang sudah melantai, dan pasti yang lain juga bersiap. Hanya saja mungkin setelah ini pertimbangannya akan berbeda jika ingin mengikuti IPO kembali.
Btw, IHSG ditutup melemah di akhir tahun, saham2 LQ45 juga belum memberikan kejutan, semoga January efect memberikan kejutan dan kado tahun baru buat Investor Indonesia.
Happy New Year,
Comments
Post a Comment