Seberapa tahan, bukan seberapa cepat (4 years insight in the stock market)

 


SEBERAPA TAHAN, BUKAN SEBERAPA CEPAT

Seberapa tahan anda untuk tetap berada di pasar modal, bukan seberapa cepat anda menghasilkan keuntungan. Ini adalah quotes yang sangat keren dan harus didalami sejak menggeluti dunia pasar modal sejak 4,5 tahun yang lalu. Banyak pembelajaran, suka dan duka. 

Mindset dan konsep berinvestasi adalah hal yang paling penting untuk ditanamkan sebelum mempelajari hal - hal teknis semisal bagaimana memilih perusahaan yang baik dan kapan momentum yang tepat untuk membelinya. Mereka yang sukses di pasar modal adalah para pembelajar sejati yang tidak pernah lelah untuk meng-upgrade diri dengan pemahaman-pemahaman baru. Baik dari buku-buku maupun orang-orang yang sudah sukses. Harus mempunyai role model untuk ditiru dan dipelajari. Mohnish pabrai adalah peniru ulung dari strategi Warren Buffet. Dia mempelajari dari seminar seminar, dari RUPS hingga akhirnya rela membayar hampir 10 milyar (jika menggunakan kurs sekarang) untuk "Lunch" bareng "role modelnya". Apa tujuannya? yang pasti setelah mempelajari konsep dan mindset, untuk lebih menanamkan keyakinan dan motivasi, bertemu dan berbicara langsung adalah sesuatu yang sangat bernilai dan tidak ada harganya. Bagi Pabrai, pertemuan itu semakin menguatkan pemikirannya bahwa pasar modal adalah pilihan yang tepat untuk dijalani. Warren Buffet sudah bertahan menjadi salah satu orang terkaya di dunia melalui pasar modal dan sudah bertahan di pasar modal sejak puluhan tahun lamanya, masih banyak lagi yang tidak disebutkan namanya, murid dan peniru beliau yang lebih memilih untuk diam dan hidup dengan "independence". 

Pasar modal sebenarnya adalah bukan tempat untuk menjadi cepat kaya. Cepat kaya bisa diartikan mungkin mengalami pertumbuhan aset cepat drastis kurang dari 3 tahun atau bahkan kurang dari 1 tahun. Mindset cepat kaya akan menghasilkan strategi strategi yang sangat agresif, beresiko dan berorientasi jangka pendek, bisa harian atau mingguan. Seperti berjudi, "you will win or loose" karena konsep ini hanya menganggap sebuah saham sebagai sebuah kode ticker dan harga. Seolah olah tidak ada underlying yang mendasarinya. Mungkin ada beberapa yang memilih perusahaan yang bagus untuk mengunci resiko dan diperdagangkan dalam rentang waktu yang singkat. Strategi ini pula, jika tidak diikuti dengan ketahanan modal dan psikologi yang baik, maka usia anda di pasar modal hanyalah seumur jagung. Kemampuan teknis sangat bisa dipelajari, menerapkan ilmu yang sama dalam strategi jangka pendek sangat dibutuhkan kekuatan mental. Seberapa tahan anda untuk cut loss, seberapa greedy anda untuk take profit? semua itu harus melalui kalkulasi dan kekuatan mental yang baik. Efeknya, anda mungkin tidak akan bertahan lama di pasar. Jangan hanya melihat siapa yang sukses disana, tapi pelajari juga apa yang sudah dia lalui dalam proses pencapaiannya. Bukan berarti strategi ini tidak baik, tetapi ada sisi yang harus kita persiapkan dengan matang sebelum melakoninya. Seberapa waktu yang anda punya untuk bertarung setiap hari dengan pelaku lainnya disana, karena "its a matter win or loose". Ada yang menang, maka disisi lainnya ada yang kalah. Ibarat petarung, kekuatan fisik dan mental sangat diperlukan selain faktor teknis. Rasionya bahkan bisa 80 : 20. Ya, 80% mental aka psikologis, dan 20% lainnya adalah teknis.

Konsep yang warren buffet lakukan sangat berbeda. Membeli saham ibarat membeli perusahaan, membeli sebuah bisnis. Masih ingat saat mendampingi Pak Lo Kheng Hong ketika beliau memberikan seminar di Bali dan menyempatkan makan siang disalah satu warung yang cukup terkenal di Denpasar. Beliau bertanya, "Kalau saya berikan anda sekarang uang 2 milyar untuk membuat usaha, apakah anda bisa memberikan saya return 15% atau 20% dalam 1 tahun? atau mungkin 2 tahun?"  Jawaban saya waktu itu adalah   "berat pak, karena kita harus menyiapkan infrastruktur nya, merekrut orang orangnya, membeli bahan baku atau persediaannya, dan lain sebagainya, mungkin 5 tahun itupun kalau bisa bertahan" pikir saya saat itu. Belum lagi kemampuan, pengalaman dan networking kita juga sangat menentukan.  "Nah, jika sulit, maka kita beli aja perusahaanya, belinya di pasar modal". Begitu jawaban beliau kira kira saat itu. Saya pikir dan renungkan, ini adalah jawaban yang dahsyat. Saya juga ingat ketika ikut seminar pak Alex, founder BPR Lestari, kala itu beliau mengatakan "Tidak semua orang bisa dan siap menjadi entrepeneur, siapkah anda ketika anda harus menggaji karyawan, tapi pada saat yang bersamaan kondisi perusahaan anda sedang minus dan anda bahkan tidak bisa menggaji diri anda sendiri?".  

Seberapa kuat kita bertahan pada kondisi itu. Nah ini yang tidak semua orang bisa. Belum lagi saat krisis datang, misalnya seperti saat covid datang dan menimpa usaha anda, seberapa cepat anda bangkit dan berapa modal untuk recovery yang dibutuhkan untuk itu. Pasar modal mengalami recovery dengan cepat ketika itu, salah satunya karena perusahaan yang ada didalamnya memiliki manajemen yang kuat dan ketahanan modal yang baik hasil timbunan dari profit yang sudah disimpan selama puluhan tahun. Maka salah satu solusi menurut pak Lo tadi, anda bisa membeli perusahaan melalui pasar modal yang sudah memberikan return sesuai target anda, sudah memberikan deviden dan memiliki kinerja yang baik. 

Nah, konsep bertahan ini sangat related dengan konsep berinvestasi dalam jangka panjang. Konsep "compounding interest". Ketika membeli perusahaan, tentu kita sudah punya ukurannya, apakah yang revenue dan laba-nya tinggi, apakah yang rutin memberikan deviden, atau apakah yang rasio profitability-nya bagus, dan lain sebagainya. Untuk bertahan, anda harus memegang perusahaan yang bagus dan bernilai, yang ketika anda pensiun atau tidak lagi menjalankan usaha, perusahaan ini masih ada dan memberikan deviden untuk mencukupi kebutuhan hidup dimasa tua. Deviden yang di-reinvestasi lagi ini yang akan memberikan compounding interest, selain itu ada juga capital gain yang merupakan bonusnya. Capital gain ini sangat related dengan harga pembelian. Seperti pedagang di pasar, barang yang bagus tentu biasanya dijual mahal, nah jika suatu ketika, saat kondisi ekonomi sedang tidak bagus, barang ini terpaksa dijual murah oleh pemiliknya, nah ini adalah waktu yang tepat untuk membeli. Seketika saat kita membeli barang itu, kita sudah mendapatkan capital gain (keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual). Barang yang seharusnya bernilai 100 juta rupiah, anda bisa membelinya diharga 70 juta rupiah karena kepepet tadi.    

Jadi konsep ini sangat berbalik dengan konsep jangka pendek tadi. Capital gain adalah bonus dalam konsep berinvestasi jangka panjang. Membeli perusahaan yang bagus, yang dikelola dengan baik oleh manajemen yang berintegritas, maka nilai perusahaan tersebut akan berangsur naik dan memberikan keuntungan bagi pemegang sahamnya. Tentu ini akan memakan waktu, bisa 3 tahun, bisa 5 tahun atau mungkin 10 tahun. Tugas kita hanyalah menambah kepemilikan dan membiarkan perusahaan ini berkembang. Konsep yang dilakukan warren buffet ini adalah konsep bertahan di pasar modal. Investor yang melakukan konsep warren buffet ini biasanya berumur panjang di pasar dan tidak terlalu aktif. Pertanyaanya kemudian, kenapa harus bertahan lama? ada beberapa alasannya, bisa saja seperti ini : 

1. Sebagai bekal masa tua. Seberapa kuat kita secara fisik untuk bekerja atau berusaha 10 tahun lagi? 20 tahun lagi? atau mungkin 30 tahun lagi?. Dimana posisi kita saat itu dan bagaimana kondisi perusahaan saat itu? Nah memiliki perusahaan yang bagus adalah salah satu solusi. Perusahaan yang sudah eksis puluhan tahun dan dikelola dengan baik. 

2. Krisis selalu datang berulang, dan inflasi menyebabkan nilai uang juga semakin turun. Memiliki perusahaan yang baik dan dikelola dengan baik tentu bisa menghadapi krisis yang sudah pernah dialami sebelumnya, sudah mempunyai pengalaman yang baik untuk melewatinya, di satu sisi valuasinya akan naik juga. Perusahaan yang baik akan memiliki kinerja yang selalu bertumbuh dan memberikan return yang baik untuk pemegang sahamnya. Kenaikan valuasi dan return yang diberikan akan mengimbangi inflasi, dan bahkan bisa diatasnya kenaikan inflasi. Ini adalah salah satu aset class yang baik dalam melawan itum selain aset2 lainnya yang juga beertumbuh.   

Nah ini 2 alasan yang kuat, kenapa harus bertahan. Untuk bertahan juga harus menjadi pembelajar. Mengikuti perkembangan perusahaan harus membekali diri dengan wawasan yang "related". Itu sebabnya, Pak Lo Kheng Hong juga sangat rajin membaca buku, mengupdate berita, membaca laporan keuangan. Beliau adalah seorang pembelajar, Investor sejati. Demikian juga dengan guru beliau Warren Buffet, demikian juga dengan Benjamin Graham, guru dari Warren Buffet. Kalau saya hanyalah remah remah yang masih harus melalui banyak hal dan belajar banyak hal, at least, konsep ini menurut saya jangan dibiarkan menjadi sebuah rahasia yang hanya diketahui orang-orang tertentu, harus didengungkan dan menjadi bahan pelajaran generasi-generasi penerus kita. Melalui tulisan ini adalah salah satu alasannya. 

Semangat berinvestasi         

Comments

Popular posts from this blog

GREAT INVESTORS DOESN'T MISS THE OPPORTUNITIES

SVB EXPLAIN