GREAT INVESTORS DOESN'T MISS THE OPPORTUNITIES
GREAT INVESTORS DOESN'T MISS THE OPPORTUNITIES
by Made Suratmaja
Siklus makro ekonomi selalu berputar, start-nya darimana? dari kondisi saat ini. Semisal saat ini adalalah masa recovery, maka berikutnya adalah masuk ke siklus ekspansi. Kenapa begitu? logikanya fase recovery berarti pemulihan setelah krisis, setelah pulih orang akan berlomba lomba untuk kembali kepada situasi sebelumnya, yang dulunya incomenya 3 digit, karena krisis menjadi 1 atau 2 digit saja, nah mereka akan kembali berupaya ke posisi sebelumnya, bahkan sesuai sifat greedy manusia, mereka pasti akan mengharapkan lebih dari sebelumnya. Maka atas dasar kebutuhan itu, munculah fase2 berikutnya.
Terlalu over ekspansi, kemudian masuk ke resesi lagi, demikian seterusnya, sehingga para ekonom mencatat, bahwa siklus ekonomi ini akan selalu berulang, penyebabnya bisa jadi karena sifat dasar yang selalu ingin lebih, ketakutan akan uncertainty di masa depan yang bisa menggerus kenyamanan serta pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Manusia pada dasarnya selalu dipenuhi ketakutan masa depan, seorang pengusaha yang sudah menghasilkan 100 miliar akan merasa takut diusik stabilitasnya ketika melihat kompetitornya yang terus berkembang dan berhasil mengalahkan penghasilannya, demikian juga dg pendatang baru yang pelan pelan akan menggerus market share-nya, maka dia akan sebisa mungkin untuk berkompetisi untuk meningkatkan size bisnisnya, ekspansi kemudian menjadi opsi yang harus dilakukan, karena dananya kurang, maka pinjaman menjadi solusi. Sumbernya bisa dua, dari internal atau eksternal. Yang berbahaya biasanya dari sumber eksternal, ketika sudah ada hitungan bunga, apalagi yang memakai kurs dalam mata uang asing. Ketika ekspansi ini tidak berjalan, maka bunga ini pelan2 akan menggerus bisnis sehingga kembali lagi ke default - Resesi.
Ini berbeda lagi ketika berbicara mengenai habit individu. Ini penggambaran sederhana. Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar nya. Abraham Maslow sudah menjabarkan seperti ini :
Abraham Maslow 5 basic human needs
Dari 5 kebutuhan dasar ini, yang paling "berbahaya" menurut saya adalah Self Esteem needs aka kebutuhan akan penghargaan. Manusia selalu ingin dihargai dilingkungannya, terkadang untuk menyikapi ini bisa berbeda2. Ada yang menyikapi dengan biasa saja, ada juga yang menyikapi dengan pemenuhan yang berbahaya untuk dirinya. Pada generasi sekarang, kebutuhan esteem ini tidak hanya terjadi pada lingkungan terdekat, tapi juga untuk followersnya yang mungkin juga tidak dia kenal.
Kebutuhan esteem saat ini bisa mengubah piramida Maslow ini mungkin bisa menjadi piramida ke 3 atau 2 mengalahkan safety needs. Mungkin saja. Untuk dihargai followers, bisa jadi mendanai dari hutang, atau melakukan hal hal ekstrem yang sudah tidak lagi memperdulikan status sosial atau rasa malu. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia ini juga melahirkan siklus. Dulunya orang dengan penghasilan 2 atau 3 digit selalu diajarkan untuk membeli rumah terlebih dahulu, sekarang mungkin harus beli iphone dulu, kemudian mobil, tinggal cukup di apartemen saja, sisanya mungkin untuk memenuhi gaya hidup seperti nongkrong di cafe yang instagrammable dengan harga coffee yang sangat overvalue.
Jika mostly untuk memenuhi kebutuhan ini didanai dari hutang apalagi yang berbunga tinggi, ketika resesi terjadi maka akan memunculkan banyak homeless yang juga membebani negara, ekonomi menjadi rentan dan bisa jadi sulit untuk bangkit. Masyarakat yang tidak bisa membayar hutang akan merepotkan Bank, NPL menjadi tinggi, bank kemudian kesulitan membayar nasabah dan takut menyalurkan kredit. Kemudian kembali lagi ke default - Resesi.
Tapi dari setiap siklus ekonomi yang terjadi, taukah anda, selalu ada orang yang bisa memanfaatkan setiap situasi itu untuk mendapatkan keuntungan. Salah satunya adalah seorang Investor di pasar modal.
Bagaimana caranya? ketika memasuki siklus buruk semisal resesi, harga saham berjatuhan, termasuk juga perusahaan perusahaan yang bagus juga mengalami kejatuhan harga saham yang dalam, pada situasi inilah seorang Investor yang jeli justru akan melakukan hal yang kontrarian. Disaat kebanyakan orang dipenuhi ketakutan akan ketidakpastian sehingga menjual sahamnya diharga yang bahkan merugi, investor ini justru memanfaatkan situasi ini dengan membeli di harga yang termurah, mendiamkannya, kemudian menjualnya ketika ekonomi memasuki siklus berikutnya yaitu ekspansi. Mereka tidak terdistraksi dengan berita berita media, tenang berfikir, menganalisa, setelah memastikan bahwa perusahaan ini akan baik baik saja dan melihat orang orang yang mengelola didalamnya adalah orang orang yang profesional dan berkualitas, maka dia meyakini bahwa perusahaan ini akan segera recovery dan kembali seperti situasi sebelumnya. Perusahaan yang dikelola dengan baik, memiliki etos kerja dan etik sosial yang baik, pasti akan kembali ke posisinya semula.
Tetapi masalahnya, mungkin sekarang semua orang mengetahui cara ini, tapi saat krisis itu terjadi mereka tidak memiliki dry powder (dana cash) untuk melakukan itu?
Nah kembali lagi ke 5 basic needs maslow tadi. Investor2 hebat ini sudah memiliki pakem, sudah membekali diri dengan pola hidup yang mungkin sulit ditiru oleh orang lain apalagi generasi sekarang yang sangat butuh penghargaan tadi, apalagi ditengah hiruk pikuk social media saat ini. Mereka melakoni 5 kebutuhan itu dengan tidak berlebihan. Untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya, mereka cukup makan, minum dengan sederhana dan secukupnya. Untuk memenuhi kebutuhan sosialnya, mereka tidak akan terpengaruh dengan gaya hidup orang lain, demikian juga dengan kebutuhan kebutuhan yang lain, sehingga mereka bisa menyisihkan sisanya untuk masuk kedalam kantong investasi dan menggunakannya ketika momentum itu terjadi. Mereka orang yang terlihat sederhana, tetapi luar biasa kemampuan ekonominya, dan hebatnya lagi gaya hidup seperti itu tetap dipertahankan walaupun ketika kondisi kekuatan ekonominya sudah sangat berlimpah. Sudah menjadi habit, sehingga tidak ada beban untuk menjalaninya. Tidak melekatkan diri dengan barang barang branded yang fantastis harganya hanya untuk 1 buah tas jinjing misalnya, bahkan tidak memiliki hutang konsumtif yang membenani hidupnya.
Susan Buffet baru mengetahui ayahnya seorang kaya nomor 2 didunia pada usia menjelang 20 tahun, karena dia merasa selama ini hidupnya biasa biasa saja. Tinggal di rumah di kawasan menengah atas, mobil yang biasa saja. Pak Lo Kheng Hong juga, sangat sederhana, suatu ketika saya pernah makan bareng beliau saat menjemput beliau untuk seminar di Bali, di tempat yang sederhana, di hotel yang juga tidak overvalue.
Dari orang-orang ini kita belajar, suatu hal besar yang mereka lakukan terbentuk dari habit keseharian yang mereka lakukan. Menghargai suatu hal tidak secara berlebihan, Tidak membelanjakan sesuatu melebihi dari apa yang didapat dan harus menyisihkan sepersekiannya untuk kebutuhan berinvestasi, dan dengan cerdas memanfaatkan siklus ekonomi tadi untuk menumbuhkan pendapatan.
Sesuai judul tulisan ini tadi, GREAT INVESTORS DOESN'T MISS THE OPPORTUNITIES.
Why? mereka punya dry powder yang didapat salah satunya dari tidak menyikapi 5 basic needs tadi secara berlebihan, dan mereka paham siklus makro diatas, dan mereka seorang analis yang cerdas dalam melihat perusahaan hebat serta yang paling penting juga adalah punya keberanian untuk mengeksekusi.
Keberanian mengeksekusi ini juga menjadi faktor penentu. Salah satu Investor hebat berani untuk menjual rumahnya ketika saham Bank BCA menyentuh titik terendah dalam 10 tahun. Keberanian ini dengan cepat menghasilkan return yang bahkan bisa mendapatkan rumah dengan nilai 3 kali lipatnya dari rumah sebelumnya. Ini salah satu contoh keberanian meng-eksekusi, kejelian melihat momentum dan kejelian memilih perusahaan yang hebat yang terkoreksi akibat ketakutan masal.
Tapi semua itu dimulai dari habit tadi. Frugal Living, Debt Free dan kemudian Kontrarian.
To be continued....
Comments
Post a Comment